Cara Praktis Belajar Bahasa Asing
Seperti yg sudah diutarakan dalam tulisan
terdahulu, belajar bhs asing, itu rahasianya adalah tidak perlu malu-malu,
takut salah, terus praktek dan sebagainya. System feodal, yg terlalu banyak
aturan dan tata-cara, tak perlu digunakan. Sebanyak apa pun anda melakukan kesalahan
dalam berbahasa, tidak akan menyebabkan kepala anda meledak. Berbeda
jika anda belajar menggunakan bom, sekali anda melakukan kesalahan, tamat
riwayat anda selamanya.
Resep utama tsb berlaku untuk setiap
orang, tak pandang usia dan gender. Tapi ada baiknya, sebelum memulai belajar
bahasa asing, anda survei dulu, bahasa apa yg kira-kira berguna untuk
anda. Tak perlu diperhitungkan jangka panjang atau pendeknya. Kalau anda sudah
bisa bicara bahasa asing, tak akan mudah hilang, kalau sudah nemplok di
kepala.
Pertama-tama, lihat nilai komersil bahasa
tsb. Misalkan anda pendatang Cina,dan berdagang di Padang, jangan sekali-kali
menggunakan bhs Hokian. Buang bhs nenek moyang anda tsb, dan ganti, minimal dg
bhs Indonesia. Sebab orang Padang masih banyak yg punya fanatisme kesukuan yg
konservatif feodalistik. Atau sebaliknya, jika anda orang Padang
dan ingin shoping di Singapore, jangan sekali-kali menggunakan bhs
Padang, apalagi sambil memutar lagu Minang keras-keras. Gunakan bahasa
Mandarin atau Melayu, minimal bahasa Inggris.
Secara global, bahasa Inggris memegang
peranan yg sangat vital untuk berkomunikasi, baik dalam bidang bisnis,
dll. Kalau anda bisa satu bahasa ini, akan sangat gampang untuk belajar bahasa
asing lainnya. Lalu, bagaimana cara belajar bhs asing yg benar dan cepat?
Sampai sekarang TIDAK ADA cara atau teori, di mana seseorang bisa berkomunikasi
dg bhs asing, dalam waktu yg cepat. Buku-buku di pinggir jalan dan toko-toko yg
menawarkan "Belajar Cepat Bhs Inggris, Perancis, Jerman," atau
"Mahir berbahasa Inggris dalam waktu 24 Jam", hanya iklan akal-akalan
saja. Sebab, secara empirik, bahasa adalah suatu ilmu yg harus dipelajari
SEUMUR HIDUP.
Walaupun anda sudah lulus TOEFL, Andvanced,
lulusan Cambridge University, tetap saja, bahasa adalah "long life
lerning". Sebab bahasa selalu berkembang dari masa ke masa.
Mungkin ada yg minder (withdrawal) kalau
melihat orang asing bicara Inggris begitu lancar, tak ada satu huruf pun yg
salah di film-film. Tentu anda tak perlu minder, sebab dialog di film kan
memang sudah dihapalkan oleh para pelakunya. Dan alasan kuat untuk
tidak minder dan malu-malu adalah, karena faktor akustik lidah dan mulut Asia,
terutama Indonesia, berbeda jauh dg susunan kontruksi lidah dan mulut orang
Barat. Contohnya, dalam bahasa Inggris, adalah tak ada PENEKANAN dan expresi dalam
membaca sebuah kalimat. Misal kata, "Mississippi river"
dibaca, "misisipi" tak ada kaedah Tajwid, seperti dalam bhs Arab; kalau ada huruf dobel
(tasydid), musti ditekan kuat-kuat.
Kebanyakan orang Timur, terjebak dalam
membaca kata-kata bhs Inggris, karena mereka membacanya huruf demi huruf
(litteral), seperti "Collateral Damage", baca saja, “koral demit”,
tak perlu lihat huruf "L" nya yg dobel. Dijamin Arnold Swazzenneggerr
akan mengerti.
Selain mulut dan lidah yg berlainan jenis,
telinga Indonesia dan Bule juga berbeda jauh. Coba dengar baik-baik suara
pistol yg meletus. Bagaimana bunyinya? Telinga Timur kita, pasti akan
mendiskripsikan bunyi pistol meledak itu dg "Dor!". Tapi coba
ledakkan lagi pistol itu, dan suruh orang Bule mendengarnya. Pasti si Bule akan
bilang, bunyinya, "Bang!". Betapa jauh perbedaannya. Yg satu
dengarnya "Dor!", yg satu "Bang!" Telinga mana yg rosak?
Bagi yg baru-baru mulai belajar bhs asing,
terutama Inggris, memang membikin stress. Bhs Inggris adalah bhs
"gila". Memang benar bhs "gila", sebab
orang yg asli lahir dg bhs Inggris pun, sering salah ketika mengeja kata-kata
dalam huruf. Tak heran kalau di USA sana setiap tahun ada kompetisi mengeja
huruf, yg dinamakan Spelling Bee. Kalau anda pergi ke dokter di negara yg
berbasis bhs "gila" tsb, anda musti mendaftarkan nama anda dg mengeja
satu-satu huruf yg anda punya sesuai nama anda, atau anda menulisnya sendiri,
walaupun si sakit adalah orang kampung tempatan. Misal ada yg namanya
"Rhino", jangan sampai salah dg "Rino", "Ryno" atau "Raynold".
Beda dg di Bantul, kalau anda ke
Puskesmas, ditanya suster, "Namanya siapa, Mas?" tinggal jawab,
"Werkudoro!" maka sang suster akan menulis tanpa ragu-ragu nama tsb. Sebab Bhs Indonesia,
kata yg diucapkan adalah sesuai dg huruf yg ditulis alias bahasa fonetik.
Tapi bhs Perancis lebih gila lagi, segitu
panjang huruf yg ditulis, yg diucapkan hanya sedikit. Banyak huruf yg
dibuang dan tidak dibaca. Coba baca kalimat ini: "Intendance, Anse Aux
Pins, Baie Ste Ann, Bonjour, North East Point". Orang Indonesia pasti akan
kesusahan membaca kalimat tsb, apalagi kalau seumur hidup belum pernah keluar
kandang. Sebab, kalau orang Perancis yg membaca tulisan itu, maka begini
jadinya: "Intedas, Aw so pé, Bay sétan (iya, memang se-tan, begitu), Bozu,
dan Nauty poy. Itu pun dg suara sengau di hidung. Berbeza jauh bukan?
Yg paling klop dg lidah Indonesia,
sebenarnya adalah lidah Arab. Untuk belajar bhs Arab, orang Indon tidak jauh
menaglami kesukaran, sebab bhs Arab menggunakan Tajwid, di mana huruf yg dibaca
sesuai huruf yg kita lihat, alias fonetik (phonetik). Ada memang beberapa huruf
yg hilang ketika diucapkan, tapi itu pun berlaku kalau untuk membaca Al Qur'an.
Dan itu pun tidak separah Bhs Perancis atau Inggris.
Sayangnya bhs Arab kurang begitu laku di
pasar bebas. Ianya hanya banyak berlaku untuk urusan agama. Dikiranya bhs
Sorga itu bhs Arab. Kalau mau jujur, bhs Sorga itu, ya, bukan Arab,
Inggris, Perancis, apalagi Padang atau Batak. Bahasanya penghuni sorga, ya,
namanya BAHASA SORGA. Sebab bahasa-bahasa yg ada di dunia ini,
termasuk bhs Arab, tak akan bisa mewakili nama-nama seluruh benda dan makhluk
yg ada di sorga. Mungkin juga, bahasanya bahasa Arab, tapi yg sudah
dimodifikasi sedemikian rupa. Jadi namanya bukan bahasa Arab lagi, tapi bahasa
Sorga.
Dalilnya apa, “Pak Ustadz”, kok berani
bilang bahasa sorga bukan bahasa Arab? Dalilnya ya Hadits Qudsi ini: “Aku
siapkan bagi hamba-hambaku, segala sesutatu yang belum pernah dilihat oleh
mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas di hati
manusia.”
Sedangkan munculnya bahasa di dunia ini adalah
sesuatu yang terungkap akibat dari hasil penglihatan, pendengaran dan perasaan.
Nah, ketika kita (kita?) melihat benda-benda di sorga, mendengar suara-suara di
sorga, merasakan keadaan di sorga, it’s completely different! Sangat-sangat
jauh berbeda dari di dunia, karena tak pernah kita lihat, kita dengar dan kita
rasakan sebelumnya, dan otomatis hal tersebut melahirkan bahasa yang sesuai
dengan keadaan di sana.
Itulah alasan mengapa bahasa sorga adalah
bahasa sorga, bukan bahasa Arab dll. Seperti bhs Melayu yg banyak kesamaanya dg
bhs Indonesia. Namanya tetap berbeza dan berbeda. Bahasa Melayu, ya, bahasa
Melayu, yg digunakan oleh orang Melayu (Malaysia). Sedang bhs Indonesia, ya,
bahasa Indonesia, yg digunakan oleh rakyat Indonesia. Berbeda, bukan?
Setelah sedikit menyinggung bahasa sorga,
mari silakan Anda kembali ke ner..., eh, maaf, membahas bahasa asing yang ingin
Anda pelajari. Dengan mengetahui karakter-karakter bahasa asing, maka belajar
bahasa asing bukanlah urusan yg susah. Tinggal lagi teori-teori yg musti
diterapkan secara jitu, supaya belajar jadi tarasa ringan.
Wassalam
Saya setuju dengan kupas tuntas mas Abdullah. Kenapa harus ada Garansi pengulangan GRATIS, ada GARANSI seumur hidup? Kalau memang English is easy dan sudah diberi ratusan jam, puluhan ribu menit paket belajar. Kenapa harus ada kata"mengulang"? Terus apa yang di ajarkan selama sekian banyak pertemuan? Apakah siswa-siswa kursus masih dijadikann bahan percobaan?. Pengalaman saya ngajar Bahasa Inggris dengam menggunakan"Mind Mapping" baik otak peserta dan Tata Bahasa First Language dan second language dengan pendekatan NPS= Neurol-Psycho-Socio. Siswa saya hanya membutuhkan waktu paling lama 5 pertemuan untuk yang tamat SMP, SMA dan yang pernah Kuliah sementara 8 pertemuan untuk yang tdiak pernah sekolah sama sekali. Saya tidak menggunakan sistem level. Tidak perlu level itu, level ini atau level ono. Ribuan siswa mulai dari yang tidak pernah sekolah hingga yang bergelar S2 dan S3, tidak pernah complain alias kecewa. Sebenarnya, berhasilnya seseorang menguasai Bahasa Inggris bukan karena tempat kursusnya. Kursus itu hanyalah sebuah nama, tapi yang membuat siswa berhasil adalah konsep pembelajaran Bahasa Inggris yang tepat dan so pasti Guru yang handal. Saya kwatir Mas Abdullah ini juga hanya mencurahkan unek-unek kekecewaan baik sebagai “Guru yang tidak berhasil” atau “ Sisiwa yang tertipu” dengan Iming-iming “Pengulangan GRATIS”, GARANSI BELAJAR SEUMUR HIDUP” hmmm. Orang Indonesia cenderung”Panas-Panas Tai Ayam dan suka mengeluh. Setelah saya mempelajari Blog anda, kok Cuma panas-panas tai ayam juga. Ini cuma unek-unek kekecewaan kegagalan (gagal itu, gagal ini kali yee), kok Cuma 2 artikel kuno?
BalasHapus